Rabu, 06 Januari 2010

PEOPLE LIMIT...LEARN !!!!

Jakarta, 6 Januari 2010

yuhhhuuu, ini tulisan pertama saya di tahun yang baru ini.... siiipp lah...

hmm, manusia itu memang tempatnya salah, walaupun terkadang juga tempatnya benar.... seorang manusia gak mungkin sempurna... mau diliat dari sisi apapun gak akan sempurna,,, dan di atas langit ada langit.... hmmm, koq saya jadi sok tahu ya ?...

beberapa hari ini, saya bertemu seseorang yang merasa kalau dia orang yang paling tinggi, orang yang paling berharga, orang yang paling ahli di segala bidang... he thinks, he is the best... bagus memang untuk mempunyai kepercayaan diri, tapi kalau tidak didukung kemampuan yang setara dengan omongan, malah jadi seperti tong kosong nyaring bunyinya... harus selalu diingat, kita hidup dan bersosialisasi dengan sekitar... hidup bersama orang2 yang seharusnya saling mendukung dan membantu, bukannya saling menjatuhkan dan menaikkan derajat sendiri... lucu ya, koq orang kaya gini ini, bisa menjalani hidup dengan santainya... gimana kalau tiba2 posisinya dibuat terbalik... hmm, kasian tuh orang.... semoga saya gak seperti dia...

---

Saking bosannya menunggu pulang di kantor baru, dan Ratih meminta saya untuk menulis surat pembaca di Travel Club,,, akhirnya saya menulis seperti ini :........

saya adalah penggemar travel club dan sudah membacanya selama setahun ini. travel club bagi saya seperti alkohol yang membuat kecanduan bahkan membuat saya gila. Designnya sangat indah dengan beragam warna yang membuat pusing kepala. Apalagi komposisi warna dalam layout nya sangat brilian membuat saya selalu geleng-geleng kepala. Sebuah keanehan dan keajaiban tingkat tinggi dalam dunia design yang saya pernah lihat. Berita liputan juga tampaknya sangat bervariasi walaupun hanya ada pada satu daerah dalam satu majalah, tampaknya perusahaan yang memiliki travel club sangat royal pada karyawannya yang selalu mengeluarkan uang yang begitu banyak untuk meliput satu daerah.

Hal yang paling saya mau kritik adalah, mengapa tulisan tentang PPI atau putri perez indonesia ini terlalu banyak dibanding tulisan tentang tempat pariwisata itu sendiri. Saya juga heran, karena hal-hal yang berkenaan dengan PPI seakan berita basi yang sudah lewat tanggal kadaluarsa. Saya juga melihat gebyar PPI ini tak saya lihat di media-media lain. Ada baiknya bila tulisan PPI dibuang saja dan diganti dengan tulisan tempat pariwisata yang lebih berbobot.

Dari segi foto, saya melihat sudah mengalami kemajuan tapi sayangnya tidak didukung design yang menarik. Lucunya saya melihat foto hitam putih yang dipadu warna merah, dan ada foto kecil yang saya yakin ukuran pixelnya kecil tapi dipaksa menjadi besar. saya yakin juga dengan oplah travel club sebanyak 35.000 eksemplar, akan mampu membeli kamera yang bagus dan hasil yang pantas untuk sebuah majalah.


oiya, satu lagi, saya sering melihat galeri foto yang dikerjakan mas Anggit Benardi, yang saya tahu adalah fotografer sriwijaya inflight magazine. Saya juga sering melihat hasil hasil karyanya dan saya suka dengan itu. Tapi, ketika saya membeli edisi Januari 2010, nama Mas Anggit sudah tidak ada. Apakah ia keluar ? karena sangat disayangkan karena saya sangat suka dengan karya karyanya. Ketika melihat hasil galeri di bulan Januari 2010 dengan nama fotografer Iwan, saya kira itu nama teman saya yang sudah kenamaan tapi ternyata bukan. Sangat disayangkan, hasil foto yang sangat biasa itu, yang bahkan anak saya bisa mengambil gambar seperti itu dipajang di media sebesar travel club. Saya berharap semoga ke depannya, travel club semakin memperbaiki diri untuk lebih baik. terima kasih dan mohon maaf bila ada salah kata.

---

HAHAHAHAHAHAHAHAHA,,,, mantabz..... dan hasilnya Ratih menolak mentah2 surat saya ini buat tampil di TC..... prikitiew... gak apa2, cuma buat becandaan saja koq...

Tidak ada komentar: