Kamis, 13 September 2012

JAKARTA FAIR : OLYMPUS PEN EPL-3 TESTING...

jakarta, 13 september 2012








































































beberapa waktu lalu, kantor tempat saya bekerja memberikan sebuah kamera, kamera hybrid keluaran olympus, olympus pen epl-3... ini memang bukan seri terbarunya, tapi juga bukan seri paling lama... untuk spesifikasi coba googling aja ya :)... daripada cuma diam di tas, ada niat cari photo essay dengan kamera ini... agak lama juga mencari konsep yang bagus untuk jadi tema essaynya... gak lama, waktu itu bulan juni, pekan raya jakarta, prj, baru dimulai... enaknya sebagai wartawan, saya masuk prj tanpa harus membeli tiket, gratis ! walaupun harus membayar parkir yang tarifnya agak lumayan... mulailah saya hunting keliling prj sampai kaki lumayan pegal2... total tiga kali saya bolak balik ke kemayoran... akhirnya walah, agak terguncang dengan hasilnya yang lumayan top, tapi koq masih ada yang kurang... oke, ini review saya...

maaf, hanya sebagian foto yang ditampilkan di blog, semua foto tidak diedit, hanya di resize... WB auto. iso kamera ini mampu mentok di angka 12800, tapi noisenya rada bikin ngenes, apalagi kalau dipakai saat malam, sangat tidak rekomendasi buat foto low light.... auto fokus cukup cepat dan gak berisik kaya lensa tamron lama saya :)... data teknis saya tampilkan di setiap foto.... overall, perkiraan saya ternyata agak sedikit benar,,, kamera hybrid belum bisa dibandingkan dengan kamera dslr. walaupun harganya hampir sama dengan dslr entry level... kualitas dan fitur yang didapat pastinya juga berbeda... kualitas EPL-3 masih belum bisa mengalahkan hasil dslr walaupun agak mendekati... mungkin bisa dibilang, hampir sama dengan kamera pocket termahal yang ada sekarang... resolusi tinggi membuat kamera ini membuat saya kagum dan itulah yang membuat epl-3 punya nama di kelasnya... layar lcd yang mengikuti eksposure yang kita set membuat setiap pemotretan semakin mudah,.. bahkan set low speed dengan handheld masih terasa mudah... overall, tetap saya gak recommend kamera ini buat yang mau jadi pro, tapi recommend buat yang masih belajar dan punya minat fotografi yang tinggi...

why, karena semakin mudah kamera semakin kita terlena dengan tehnologi dan menjadi malas untuk mempelajari fotografi ke tingkat advance... dan, satu lagi, harganya yang tinggi dibanding dslr, tentu yang membelinya haruslah punya minat yang tinggi pada kamera ini... okay, thats all...

Jumat, 07 September 2012

HOW I MET YOU...


tiba2, pintu itu terbuka, tak segera tapi pelan2 takut membuat gaduh seluruh ruangan... seorang wanita masuk, menggunakan pakaian serba hitam dan membawa sebuah tas kecil... rambutnya panjang tergerai, begitu pas dengan wajahnya yang ayu... tiba2 juga, saya terdiam... seperti petikan gitar yang berubah tiap detik, saya ternganga... padahal sejak dari tadi saya sibuk memperhatikan layar lcd kamera dslr... tugas sebagai fotografer, memotret lalu memilah, mudah tapi menyita waktu... tapi waktu seakan berhenti untuk mengagumi sebuah karya indah sang pencipta... semua keluh kesah berubah menjadi kebahagiaan sesaat... ah tak penting tugas ini, lebih penting memikirkan takdir tuhan yang mempertemukan dirinya dengan saya saat itu...

dengan sigap, saya menjadi aktif memotret, jepret sini jepret sana... bukan mencari angle yang bagus untuk headline tapi sebuah jawaban, siapakah bidadari tersebut... sialnya, sosok itu hilang dikerumunan orang2 yang sibuk tertunduk menulis di note jawaban... jawaban untuk para redaktur dan diolah menjadi berita... okelah, sementara itu saya duduk rapi di pojokan, bercanda ria dengan rekan fotografer lainnya... semoga hari ini tak berakhir dengan singkat... 

seorang mederator bangkit, lalu mengatakan bahwa para wartawan akan diajak tur mengelilingi gedung besar ini... semua dibagi berdasarkan warna yang diberikan di dalam goody bag... warna saya biru, warna favorit saya, semoga pertanda baik... mata saya pun kembali berputar mencari sosok indah tadi... brengsek !, kerumunan semakin ruwet... tak pantang menyerah, saya bangun dan berjalan... macam bidikan sniper, mata saya tajam... macam sebuah pintu dalam framing sebuah gambar, saya melihat dia... sangat cantik di tengah kerumunan... entah kenapa, perut ini mulas, jantung berdegup kencang dan langkah saya mulai berat... now or never, sahut nurani saya... tiba2 lagi, ternyata saya sudah berada di depannya, gugup... dan sebuah kalimat meluncur melalui mulut, "dapet warna apa mbak !?"...

ps : tulisan ini buat "kamu", ah tak ada habisnya bila saya bicara tentang "the best of you"... terima kasih atas inspirasinya... dan buat para pembaca sekalian, saya lagi senang bikin tulisan novel, coba belajar menulis yang baik... mudah koq, cukup banyak membaca novel setiap hari, bisa dari buku, majalah atau surat kabar... well, semoga hari2 berikutnya saya mendapatkan tema lain... 

Kamis, 06 September 2012

PAGE 249 of 366...


jakarta, 5 september 2012

kali ini, tulisan ini tentang saya... dua ratus empat puluh sembilan hari sudah umur tahun ini... berhasil mereleasikan beberapa resolusi... berhasil menjalankan beberapa tips hidup sehat... berhasil membahagiakan diri sendiri dan orang lain... berhasil mencoba membahagiakan orangtua... berhasil melanglangbuana ke negara yang lebih jauh... sayangnya hidup akan selalu menciptakan resolusi2 baru berikutnya... urutan masalah yang datang dan terpecahkan,,, semakin tercipta semakin gila resolusi yang dibuat... proses hidup yang menukik dan menanjak, gila !, seperti menonton film trilogi die hard... tak pernah selesai bahkan dibuat sekuel keempat, hehehe... well, thats the beauty of life, right ?

lima tahun lalu saya membuat resolusi keliling eropa, seorang pengangguran kelas kakap... sekelar kuliah tanpa kerja yang jelas, resolusi itu membuat mimpi buruk bertemu hantu serasa meremas selembar tisu... seorang teman berkata "tutuplah matamu dan biarkan waktu yang menjawab"... saya pun memulai menutup mata tapi setiap bagian tubuh lain bekerja dengan giat, hey, bukankah hidup tentang persepsi !?... jadi tutuplah matamu, tak perlu kau lihat semua keagungan selain mimpi dalam pikiranmu...

lima tahun kemudian, resolusi itu tetap belum terealisasi... puzzle menuju kesana memang belum terlihat, tapi banyak serpihan puzzle yang telah saya temukan... puzzle2 yang menciptakan bagian puzzle lain yang akan melengkapi seluruh puzzle... saya percaya setiap puzzle tersebut membawa ke sebuah mimpi besar... the grand voyage, tuhan pasti mempersiapkan diri kita sebelum menerima sesuatu yang besar... kembali menutup mata dan nikmati setiap proses dan bersyukur bila semua mimpi tercipta... SM menulis "keep fight but dont die for anything less than the best of life"... 

Rabu, 05 September 2012

A MORNING STORY...


mau menulis apa hari ini ?... sumpah, setiap ide berdetak keras tapi malah terpotong2 saat mengeluarkannya... nada2 musik dari streetlight manifesto masih melonggarkan rongga telinga pagi ini... hhmmm, masih tak terpikir !?... oiya, Selamat Idul Fitri bagi umat muslim seluruh dunia... puasa kali ini tetap menjadi lingkaran tahun yang telah kadaluarsa... ceritanya masih sama, berulang di lagu  lama dengan cover berbeda...entah, kapan saya bisa kembali mengagungkan bulan ramadhan...

cukup !, morning story mau dimulai....

pukul sembilan, waktu akhir untuk menempelkan sidik jari di mesin absen... lima belas menit berikutnya, bokong saya sukses mendarat di kursi yang busanya sudah tipis... nyalakan komputer, cek email dan cek semua line social media yang terkadang tak penting... membaca segala status kehidupan orang lain, mengeluh, berdoa bahkan sok kritis tentang politik, agama dan hidup... petualangan rutinitas ini pun dimulai... segelas teh manis hangat cukup untuk menemani tangan yang menari di atas keyboard... kantor ini mulai ramai, beragam diskusi meledak bagai mercon kedatangan penganten sunat... saya tak bergeming, melihat sekitar lalu mata kembali melihat monitor berukuran 24inch... si cantik dan si ganteng mulai terlihat, menyapa di setiap pertemuan mata... nasi uduk kiriman pak eko tersaji manis di pojokan meja, tidak pagi ini kawan, kau kusantap siang nanti... mercon itu kembali ramai, untungnya, headphone besar ini mengurung lobang telinga... tujuh puluh lima persen, begitu tulisan yang tertera di level suara... ada streetlight manifesto, toh kay dan gimp dalam urutan lagu windows media player... berbaris, menunggu untuk menyajikan musik terbaik... waktu menunjukan pukul sepuluh, dua jam lagi saya harus duduk manis, memandang monitor, menikmati teh hangat dan menutup telinga dengan musik... rutinitas brengsek !!!... sial !, tulisan ini belum juga selesai, entah, kapan akan dimulai dan menorehkan kata klimaks di akhir... ah sudahlah, mungkin bukan hari ini saya akan menulis... walaupun sebenarnya, ini adalah cerita di pagi hari....