dia bukan wanita biasa, dia yang melahirkanku,
dia juga yang menjawab semua pertanyaanku
waktu kecil, aku selalu ingin tahu, selalu bertanya ini itu
waktu kecil juga, aku adalah biang kerok terbesar yang pernah dilahirkan
tak pantang untuk melawan teman sebaya, kujatuhkan sampai berdarah
tapi, dia ada untuk membelaku, menjadi garda terdepan yang melindungiku
ibu, maaf, semakin dewasa kadang aku terlupa denganmu
mencari rumah ke pelosok-pelosok sampai kita tak bertemu
kau tak banyak bertanya seperti diriku saat kecil
kau hanya diam, tersenyum dan selalu mengingatkanku agar kembali
ibu, maaf, kadang aku menyalahkanmu karena melahirkanku
aku tahu bukan kehendakmu mengatur nasibku
dari senyummu aku tahu doamu pada Tuhan tak sia-sia
Ia menjagaku siang dan malam tanpa telat waktu
hingga aku mengerti, hidup tak perlu kusesali
ibu, maaf, sekarang masih banyak mimpiku,
masih banyak juga langkahku
kugapai semua mimpi untuk membanggakanmu
agar kau bisa berteriak di depan orang banyak
akulah anakmu yang terhebat
ibu, maaf, bertahun tahun sudah kulalui hidup
kuharap masih ada waktu bagiku berbagi denganmu
berbagi tawa di suatu tempat yang indah
melepas kesepian saat ku di sana sendiri
ibuku, wanita terhebat yang selalu terlupa, maafkan aku...