wajah datar dengan mata menatap kosong tanpa suara yang keluar dari mulut yang selalu mencacimaki berhenti berputar otak kanan dan kiri yang membayangkan satu tubuh terindah tanpa ada kotoran menggantung di pelipis jiwa terluka atas nama cinta berhenti untuk mati dikubur tanah menggelepar rasa sakit yang penuh panas dan benci akibat menahan perih yang terasa
terima kasih atas semua kata indah yang semu di balut kertas hitam seperti mumi yang bergerak pelan dan pelan dan pelan menghasilkan suara yang berderak penuh riak dan melontarkan kebencian terasa penat untuk berakhir mengira amarah takkan berhenti ketika semua kebencian habis diteriak dengan suara kencang menghancurkan gendang telinga yang pecah tapi bagai angin yang lewat tanpa ada kata sopan terlintas
aku pergi
aku jauh
saatnya aku hilang
terima kasih atas semua kata indah yang semu di balut kertas hitam seperti mumi yang bergerak pelan dan pelan dan pelan menghasilkan suara yang berderak penuh riak dan melontarkan kebencian terasa penat untuk berakhir mengira amarah takkan berhenti ketika semua kebencian habis diteriak dengan suara kencang menghancurkan gendang telinga yang pecah tapi bagai angin yang lewat tanpa ada kata sopan terlintas
aku pergi
aku jauh
saatnya aku hilang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar