Senin, 03 Desember 2012

CATATAN NEGARA...

beberapa hari ini saya mulai membaca buku catatan seorang demonstran karya soe hok gie... dari pengantar saja, saya mulai mengerti siapa gie itu... isinya tentang buku harian yang ia tulis selama 12 tahun, tentang dirinya, hidup, cinta dan politik... banyak sejarah2 baru (yang saya tangkap) di buku ini... pejabat2 korup masa lalu yang juga melahirkan pejabat2 busuk hari ini... semua tampak sama, 1960an dan 2012... rakyat masih miskin, kaum borjuis merajalela dan penguasa bebas menikmati uang rakyat... saya jadi gak ngerti, bahkan perjuangan mahasiswa dulu untuk memberantas korupsi tetap tak tercipta, bagaimana dengan sekarang ?... bahkan di dunia demokrasi (atau bebas berpendapat) sekarang ini, dimana setiap orang bebas mengeluarkan pendapatnya tentang pemerintah, semua malah semakin rancu... penguasa semakin kebal dengan segala keluhan dan kritik yang membabi buta... indonesia tak berubah, bahkan setelah 67 kali kita merayakan kemerdekaan...

apatis menjadi juara bagi rakyat pinggiran, "tak mungkin lah kita berubah", kata mereka... saya bukanlah seorang nasionalis, tapi melihat tanah kelahiran yang begitu gelap, tak ada masa depan, semua pekat... kita lihat negara tetangga semacam singapura, malaysia, dan thailand... penguasa mereka (mungkin) masih korup tapi terlihat kemajuan dalam negaranya... saya mungkin gila, menulis tanpa ada yang membaca, tapi ini adalah renungan bagi saya sendiri... mau kemana masa depan negeri ini ? dan bagaimana nasib anak cucu kita bila negara ini masih sama 60 tahun berikutnya...

bodohnya, media juga semakin bodoh... semua berita menjadi hiburan2 semata... kritik hanyalah angin lalu, yang kadang, dibuat sebagai sindiran di acara komedi... berita2 tak lagi penting, siapa juga yang peduli dengan maling ayam yang tertangkap lalu ditembak atau berita seorang selebritis tolol yang sering gonta ganti gaya rambut... parahnya, kita dibuai dengan alam konsumerisme, semua tentang borjuisme... brand2 terkenal adalah penguasa pasar... mau mati rasanya, tertawa terbahak2, seorang presenter habis2an membanggakan budaya kita di layar televisi tapi di belakang itu, musik amerika di puja2...

semua juga tentang pencitraan, media sosial biangnya... semua ingin dianggap keren dan populer macam politikus2 yang mati2an tebar janji di televisi, mereka ingin dianggap baik dan populer... sampai berbusa2 mereka berkata, saya tak pernah mengerti.... di televisi mereka meregang urat, tapi urat2 itu tak pernah ada terbukti... macam raja2, mereka hanya duduk bergelimang harta lalu beralasan, "kami bukan kuli, beginilah kami bekerja"....

mampus !, generasi muda pun lebih senang duduk2 menghabiskan malam dengan segelas kopi atau sebotol bir di toko serba ada, tak ada lagi penuhnya surau, toko buku, atau rumah mereka sendiri, tak ada lagi waktu berkumpul keluarga, setiap 100 meter gedung baru dibangun hanya untuk mereka... mengobrol sampai pagi buta, melupakan pelajaran sekolah, bebas sebebasnya tanpa tujuan... tahukah mereka tentang sejarah negeri ini ?... 

Kennedy pernah bilang, jangan tanyakan apa yang negara berikan tapi tanyakan apa yang kau berikan pada negara ini... kennedy tak tahu indonesia seperti apa, rakyat adalah budak... diperas negara sampai tak punya apa2... cukup sudah rakyat memberi, waktunya negara mempertanyakan apa yang harus mereka beri pada rakyat...

siapa saya ? seorang anti nasionalis berani2nya mencemooh generasi muda dan negeri ini !.... entahlah, saya hanya tertarik pada sejarah negeri ini yang semakin suram... bila 67 tahun lalu tak berbeda jauh dengan masa kini, apalagi 67 tahun berikutnya ?... katanya, bangsa yang besar belajar dari sejarah, tapi sayangnya, negeri ini tak pernah belajar... kita hanya generasi penerus penyakit korup, anak cucu kita mungkin akan menjadi pemberontak generasi kita yang juga tak menghasilkan apa2, dan bukan tak mungkin menjadi generasi korup berikutnya... roda hidup berputar, seperti roda, generasi itu hanya berputar, berotasi, berulang tapi tak menghilang... cukup sudah air mataku untuk negara ini...

Tidak ada komentar: