Kamis, 07 Oktober 2010

SEMUA SERBA KOTAK...

Jakarta, 7 Oktober 2010



bukan omong kosong, tapi memang seperti itulah,.. kemarin saya membaca sebuah artikel di website kompas.com... isinya tentang fanatisme yang berlebihan akan membunuh sebuah dialog... latar belakangnya tentang agama, lalu artikelnya sendiri berjudul "fanatisme agama, pembunuh nomor satu"... reviewnya saya dapat dari mbak birong, dia bilang "five thumbs", jadi saya berpikir, ini pasti artikel yang sangat bagus...

yup, ternyata memang benar, isinya bagus... fanatisme atau bisa dibilang "pengkotakan", apapun jenisnya, pasti akan membunuh sebuah dialog sehat... logika tak lagi bisa bermain, yang ada egoisme semakin membesar... dialog pun tak lagi berjalan dua arah... malah, lama kelamaan jadi debat kusir, permainan menang atau kalah... padahal dialog adalah musyawarah untuk mufakat, bukanlah sebuah kompetisi...

setelah membaca artikel tersebut, saya jadi teringat, saat salah seorang teman memberikan link tentang situs yang menghina agama islam... comment balasannya pun gak tanggung2, isinya serba anti kemanusiaan, kebencian, dan lama kelamaan kesannya jadi menganggap agama lain sangat buruk... okelah, hak semua orang untuk berpendapat... tapi sekali lagi, motto saya, if you teach me to hate, so i will learn to hate you first, masih berlaku... bukankah semakin kita meributkan hal semacam ini, semakin besar fanatisme diri kita pada satu agama... lama kelamaan, bukan hanya perang,,, mungkin kita bisa adu jotos dengan sahabat kita yang berbeda agama... ah, bahkan adu jotos dengan satu agama bila tak sependapat....

hal itu, ternyata, terjadi juga pada diri saya... saya hanya berpendapat, bahwa pengkotakan itu salah, dan tak ada gunanya kita meributkan perbedaan agama, yang notabene, agama itu tak bisa dipaksakan... kembalilah beribadah dan hidup berdampingan... tapi, lama kelamaan, saya malah didakwa sebagai muslim terburuk yang pernah hidup di dunia ini... lucunya, kebutaan itu semakin permanen dengan jawaban yang semakin rancu... bahkan ada satu balasan yang menghardik saya untuk mengambil sikap bijak setelah dia menjabarkan buruknya moral saya sebagai muslim... wow,,, akhirnya saya berhenti pada titik aman ketika egoisme atau fanatisme membunuh dialog ini....

sebenarnya, hal ini juga saya ributkan saat indonesia ngamuk dengan malaysia... nada perang seakan menjadi satu koor... tidak ada kata diplomasi, darah orang malaysia bahkan halal untuk diganyang... tapi, tuhan ternyata memberikan sebuah titik balik... terjadilah kejadian jalan ampera, yang mengakibatkan tiga orang tewas dengan luka bacokan di sekujur tubuh... semua status pun berganti menjadi pertanyaan "oh kemanakah kemanusiaan ?", "manusia bisa berbuat kejam seperti itu, sangat biadab dan seperti binatang",,, loh, sebentar, bukannya kalian sangat mencintai perang, lalu tiba2 berteriak kemanusiaan... perang akan lebih buruk daripada sekedar tawuran bersenjata... boro2 ada polisi yang menjadi penengah, bertemu musuh di tengah jalan, siap2 saja kepala meletus tertembus peluru bedil...

oke lah, akui saja, kalau manusia dipenuhi egoisme,,, asal jangan sampai jiwa fasis tumbuh semakin besar... kita bisa berpikir bijak, mana yang penting dan tidak penting... buat saya, pengkotakan adalah hal yang sangat tidak penting, sama seperti memperdulikan situs2 yang saling menghina... seperti pepatah bilang, anjing menggong gong, kafilah berlalu... kecuali, bila kalian ingin bumi ini semakin hancur karena perang... berhentilah mengkotakan diri dan hidup berdampingan....

ps : saya mungkin terlihat bodoh, tapi ketika dialog saya dibalas dengan penuh emosi, saya berhenti, karena tak ada gunanya berdialog dengan keledai....

2 komentar:

abayamin exit mengatakan...

saya hanya bisa berkomentar urusan agama adalah masnah-masnah alias sendiri2 agamamu ya agamamu agamaku ya agamaku ... kenapa harus di kotak-kotakan ... ya apa kata opini itu boleh saja ...

Anggit Benardi mengatakan...

semoga fakta realitas juga seperti mas Amin... semoga................................................................